Memahami
Kehidupan
Kehidupan, salut kusemat pada setiap warna dan bau yang
kau suguh
Aku, kamu, dan mereka dititah untuk berada di dalamnya
Berperan apa yang Dia kehendaki
Bukan semauku
semaumu
apalagi semau mereka
tidak.
Kehidupan, panggung tawa, sedih, bingung, hampa
bergantian.
Semua merasainya
Hanya ‘terlalu’ jangan sekali-kali mencelupkan ke
dalamnya.
iman teguh yang mampu menampik ‘terlalu’ itu
Kehidupan, tidaklah lama membersamai
Suka atau tidak,
Sadar atau lalai,
Yakin atau ragu,
Sekarang atau nanti,
Aku, kamu, dan mereka meninggalkan kehidupan itu
Jangan terlalu mencintainya
Apalagi membencinya
Sampai
Titik Terlemah
Titik terlemah
Yaa…sampai titik terlemah
Sampai titik terlemah iman kita akan diuji
Menangis atas kesakitan yang tak pernah diinginkan
Terus bertahan
Bertahan terus
Maka, nikmat Tuhan-Mu akan menghampiri
Ya Allah…
Pegangi kami agar tak tergelincir
Tujuki kami agar tak tersalah jalan
Sambut kami agar ghiroh ini terjaga
Karena ridho-Mu yang didamba
Perempuan
dan rindunya
Perempuan yang menjaga rindu
Dalam sepi malam menumpah rindunya kepada penggengam takdir
Atas fitrah yang perlahan mulai menyentuh lembut
Rindu akan seorang imam
Rindu akan penyejuk mata
Rindu panggilan indah, ummiy…
Bukan karena usia
Bukan karena desakan mereka yang berdendang menggoda,
“Kapan?”
Bukan.
Semata karena rindu itu terlalu kuat menuntun
Sulit menutur bagaimana awalnya ia merasuki relung
Bahkan tak ingat
Sekarang, ia menyapa halus
Maka, biarkan perempuan penjaga rindu meluapkan atas
nama-Nya…
Ruang Pelita, Padangsidimpuan